Langsung ke konten utama

Tanggapan Untuk Keputusan Pak Jokowi

Bukannya mau mengalihkan isu, tapi mau memperluas pandangan saja..

Di saat ribut-ribut KPK Vs POLRI, seluruh dunia geger kosongnya pasokan ikan ke negaranya, yang biasanya dipasok oleh para maling. Tapi kini maling-malingnya ditangkap Ibu Menteri, sampe-sampe tamu dari beberapa negara berdatangan ingin belajar kebijakan menyelamatkan suaka bahari.

Di saat banyak yang mencaci Jokowi, inflasi berhasil turun 3%, import turun 15,59%, dan Bank Indonesia menurunkan interest rate 0,25% yang lagi-lagi mencengangkan para pengamat ekonomi.

Di saat sebagian mencaci KPK-POLRI dan si tuan yang katanya banci, PT Pindad, PT.PAL, PT DI, PT Dahana kerja keras memenuhi pesanan-pesanan kerjasama pembuatan alustsista yang tentunya juga untuk memperkuat negeri.

Disaat kita semua sibuk, PERTAMINA yang tak lagi belanja migas lewat Petral karena ditendang Jokowi dan digantikan oleh ISC, berhasil memberikan penghematan sebesar $3.50 / barrel, yang ARTINYA memberikan keuntungan $130 juta / tahun untuk NKRI.

Di saat sebagian orang menyumpah serapahi Jokowi, dunia geger dan ngeri dengan kebijakan-kebijakan luar negeri Jokowi yang tanpa kompromi, sampai-sampai si pecundang Australia ikut kencing berdiri karena permohonan grasi terpidana mati warga negaranya yang masuk dalam Bali Nine tidak dikabulkan oleh Jokowi.

Pembangunan-pembangunan infrastruktur baik darat, laut, dan udara berjalan lebih cepat dari sebelum-sebelumnya tanpa kalian sadari karena kalian terlalu sibuk meributkan KPK-POLRI dan mencari-cari dimanakah Jokowi.

Jokowi ada disini, bersama KITA bekerja keras - bekerja cerdas membangun bangsa membangun negeri..

Hidup ini bukan hanya untuk mencaci Polisi, meributkan KPK

Gesekan yang terjadi antara dua lembaga penegak hukum hingga proses pencopotan KAPOLRI Jenderal Sutarman dari jabatannya dinilai tidak memberikan dampak ke sektor ekonomi...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wedding Risa Rizkia Oktaviana dan Aditya Dharma Andrya

The Wedding Photo taken by : frico sihaloho November 29th 2014 ALL Photo without editing, use lens kit 18-55mm Ellen , Icha, Sylvia Winda, Ellen, Icha, Sylvia Sylvia, Winda, Icha, Nunung Jordy, Riska, Aditya, Icha, Sylvia, Nova We Are LICERI Nova, Icha, Ellen, Sylvia Candid Selfie      

LION = Late Is Our Nature - AIR A.k.a LION AIR PENGECUT

Perjalanan saya kali ini menuju Pulau Dewata, namun bukan secara kebetulan saya menjadi salah satu korban dari BURUKNYA pelayanan management LION AIR, saya mendapatkan tiket LION Air untuk penerbangan saya ke Bali pukul 16.20 WIB atau Waktu Jakarta, saya datang sejak pukul 15.00 WIB untuk menghindari keterlambatan atau penerbangan yang dimajukan, selesai check in saya menuju ruang tunggu di lantai 2 terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta bersama pasangan saya, setelah menunggu 2 jam yaitu pukul 17.00 WIB terdengar suara pengumuman bahwa pesawat yang menuju Denpasar akan mengalami keterlambatan dikarenakan permasalahan teknis, saya mencoba bersabar dan menunggu sampai akhirnya kira-kira pukul 18.00 WIB kami dipanggil untuk naik ke pesawat, sedikit lega karena akhirnya kami akan berangkat. Kami turun untuk naik bus yang mengantarkan kami ke pesawat, sampai di pesawat yang berwarna biru LION Air saya terkejut karena bangku dan kondisi pesawat SANGAT kumuh, kulit pada kursi penumpang berwar

Ada Apa Dengan Negeri Ini? Nenek Tua Renta Di Perlakukan Tidak Adil dan Biadab Sampai Harus Bersujud Minta Ampun Atas Perbuatan Yang Tidak Pernah Dilakukannya

Semakin hari semakin banyak penyimpangan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di negeri ini NAMUN ...kita hanya bisa menonton saja tanpa bisa berbuat apa-apa, hanya bisa geram sendiri dengan adanya perlakuan yang jelas-jelas SALAH dan dibuat-buat, yang lemah dan tidak berdaya disiksa dan dituduhkan sesuatu yang tidak pernah dilakukan bahkan hukumannya melebihi para koruptor yang JELAS-JELAS lebih merugikan dan berbahaya bagi negeri ini.. Seperti kisah nyata di bawah ini... Asyani alias Bu Muaris, nenek 63 tahun, dituduh mencuri tujuh batang kayu jati yang konon milik Perhutani. Sudah hampir tiga bulan ini nenek renta itu menjadi tahanan titipan di Rutan Situbondo. Tinggal di ruang pengap dengan penjagaan tersebut, bisa jadi, akan dijalani lebih lama oleh Asyani. Sebab, seperti dilaporkan Jawa Pos Radar Banyuwangi, sidang di Pengadilan Negeri (PN) Situbondo belum kunjung menghasilkan putusan. Sidang baru memasuki tahap materi eksepsi atas dakwaan jaksa penunt