Perjalanan saya kali ini menuju Pulau Dewata, namun bukan secara kebetulan saya menjadi salah satu korban dari BURUKNYA pelayanan management LION AIR, saya mendapatkan tiket LION Air untuk penerbangan saya ke Bali pukul 16.20 WIB atau Waktu Jakarta, saya datang sejak pukul 15.00 WIB untuk menghindari keterlambatan atau penerbangan yang dimajukan, selesai check in saya menuju ruang tunggu di lantai 2 terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta bersama pasangan saya, setelah menunggu 2 jam yaitu pukul 17.00 WIB terdengar suara pengumuman bahwa pesawat yang menuju Denpasar akan mengalami keterlambatan dikarenakan permasalahan teknis, saya mencoba bersabar dan menunggu sampai akhirnya kira-kira pukul 18.00 WIB kami dipanggil untuk naik ke pesawat, sedikit lega karena akhirnya kami akan berangkat.
Kami turun untuk naik bus yang mengantarkan kami ke pesawat, sampai di pesawat yang berwarna biru LION Air saya terkejut karena bangku dan kondisi pesawat SANGAT kumuh, kulit pada kursi penumpang berwarna biru kusam dan sudah usang, AC pesawat pun tidak dingin, kami menuju kursi kami untuk memasukkan tas kami pada bagasi cabin. Kami duduk dan memasang seatbelt dan siap untuk berangkat, menunggu 40 menit tidak ada tanda-tanda pesawat akan berangkat. Lalu kepala awak cabin berbicara lewat pengeras suara mewakili Capt. Rio meminta seluruh penumpang untuk turun dari pesawat dan kembali ke ruang tunggu bandara untuk menunggu pemberitahuan selanjutnya. Namun ekspresi dari para pramugari yang bertugas menunjukkan ada sesuatu yang tidak beres.
Akhirnya kami menurut dan turun dari pesawat, saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB waktu setempat, kami menunggu di depan pintu keberangkatan dan terpaksa masuk lagi karena hujan, menunggu dengan rasa was-was kami pun dipanggil kembali pukul 21.00 WIB untuk naik ke pesawat, dengan situasi yang cukup memanas dikarenakan beberapa penumpang marah-marah karena tidak ada satupun pihak LION Air yang memiliki itikad baik untuk menyampaikan kepada kami alasan mengapa kami harus menunggu cukup lama, tidak ada penjelasan apa-apa yang bisa membuat kami tenang, bahkan di dalam pesawat pun sang juru kemudi pesawat atau pilot diam seribu bahasa. tidak ada satupun kata-kata yang terdengar dari pilot baik untuk klarifikasi, permohonan maaf, ataupun laporan persiapan keberangkatan yang biasanya selalu saya dengar saat pesawat akan terbang. Ingin marah tapi tidak tahu protes ke siapa, karena pramugari dan awak pesawat yang ada didalam ekspresinya memelas semua menunjukkan mereka juga tidak dapat berbuat apa-apa bahkan menjadi sasaran amarah penumpang yang komplain kepada mereka, bahkan ada yang menangis saat mereka membagikan nasi kotak kepada penumpang, kasihan memang tapi itu resiko pekerjaan mereka.
Yang saya sayangkan dalam kejadian ini adalah kenapa tidak ada staff atau bagian terkait yang datang dan menjelaskan kepada kami perihal keterlambatan yang terjadi, sehingga kami sebagai penumpang merasa dihargai, karena kami sudah membeli tiket. Semoga tidak terulang kembali peristiwa serupa, dan Management LION Air bisa berjiwa ksatria untuk bisa mempertanggungjawabkan kegiatan operasionalnya
Frico Sihaloho
Komentar
Posting Komentar